Sabtu, 12 Maret 2016

Let Me Introduce My Self

Salam Kenal...

Nama : Anindya A. P. (Anin/Ninn) 

Hobi : menggambar anime/manga, bikin doodle art/design digital, baca komik, nonton TV, baca novel horor/misteri/urban legend, tidur, makan snack, ngeliatin siklus kehidupan kucing (termasuk di saat dia mau kawin/kawin, buang air, ngelahirin, makan, tidur, minum, dsb..)

Warna Favorit : Kuning, hijau toska, biru, putih, hitam, abu-abu 

Likes : kopi, sate padang dan makanan yang pedas-pedas, coklat, nilai bagus, kucing, burung, piala/sertifikat/sejenisnya, sulap dan pesulap, rambut yang dikuncir 2 (supaya kayak telinga kucing), lagu jepang, jangkrik, belalang, kadal, bunglon, anak kecil

Dislikes : kecoak, gambar jelek, cerita ngawur, nilai jatuh, tidur cepat, setan dan sejenisnya, film india/drama korea/sejenisnya, ulat, kupu-kupu yang berada terlalu dekat, suara yang terlalu ribut/berisik, diganggu saat menggambar dan makan, kakak kelas, hari Rabu

Hai, seperti yang tertera di sana, namaku Anin. Aku sorang gadis yang terlalu ordinary dan berkacamata. Tinggiku yah... hampir sepantaran dengan tinggi anak SMP pada umumnya. Aku malas berolahraga. Mungkin karena itulah, aku benci pelajaran olahraga. Dan aku benci hari Rabu. Kenapa?

Karena selah pelajaran terakhir, kegiatan pramuka dimulai.

Ya, ya... aku juga tidak terlalu berminat pelajaran pramuka.
Terlalu banyak kegiatan yang harus dilakukan saat pelajaran pramuka.

Aku suka saat dimana aku hanya harus duduk di tempat dudukku yang berada di paling depan, mendengarkan penjelasan guru sambil menggambar, menikmati dinginnya AC kelas, dan tidak terlalu banyak bergerak.

Tapi mana mungkin pelajaran olahraga dan kegiatan pramuka dihapus di sekolahku.

Berkali-kali aku niat membolos dari 2 hal tersebut. Tapi selalu saja gagal.
Tapi kegagalan itu benar-benar di luar kemauanku.
Salah satu temankupun tidak begitu menyukai olahraga dan pramuka. Kami sering bersekongkol, merencanakan pelarian diri dari kedua hal itu.
Mungkin kami masih belum bernasib baik (?).

Aku terobsesi dengan buat-terbit-jual buku. Itulah alasan terbesarku, mengapa aku membuat sebuah buku KKPK Next-G di kelas 4 SD, dan kembali membuat lagi di kelas 6 SD, dengan jenis buku yang sama, KKPK Next-G.

Terkadang, karena aku terlalu asyik menggambar di kelas, beberapa point penting penjelasan guru, tidak terdengar olehku. Karena itu, temanku yang rajin mencatat sangat diperlukan bagi orang sepertiku.

Di luar sekolah, aku adalah seorang anggota ICA. Iya, ICA. Ada yang pernah dengar tentang ICA?

ICA (Indonesian Cat Association) adalah suatu lembaga organisasi di Indonesia bagi pecinta kucing (cat lovers) yang dibentu pada tanggal 1 April 2003 oleh para penyayang dan pemerhati kucing di Indonesia melalui musyawarah yang diselenggarakan di Jakarta dan dibuak secara resmi oleh Kepala Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian. Lebih dikenal dengan Bapak Prof. DR. Drh. Budi Triakosa.
Sebelum menjadi anggota ICA, dan mendapatkan kartu keanggotaannya, awalnya aku mengikuti pelajaran tentang kucing selama 2 hari bersama calon anggota ICA lainnya.
Lalu, di hari kedua, setelah mengulangi pelajaran, senior ICA-pun membagikan kertas berisi soal-soal yang berhubungan dengan apa yang telah dipelajari.

Bukannya sombong, tapi hasilku lebih bagus dari peserta-peserta dewasa lainnya. Hmm... peserta calon anggota ICA, semuanya orang dewasa. Hanya sedikit yang masih kuliah. Dan hanya aku yang umurnya jauuuuh... di bawah mereka, yang mengikuti seminar calon anggota selama 2 hari

Aku cukup bangga dengan hasil yang terpampang di sertifikat yang kutunggu selama sebulan. Tertera tulisan 'sangat baik' di sana.

Aku bahkan mengalahkan nilai kedua orangtuaku saat ujian itu berlangsung. Yah, aku dan kedua orangtuaku tidak melaksanakan ujian di waktu yang sama. Orangtuaku melaksanakannya sekitar 1-2 tahun sebelum aku. Tapi, tetap saja, nilai yang diberikan adalah hal pasti yang tidak bisa diganggu gugat.

Beberapa hal yang kusukai adalah membenamkan wajahku di perut kucingku.
Kebiasaanku yang hingga kini belum hilang.
Entah kenapa.

Oke, oke...

Sepertinya aku sudah cukup banyak memperkenalkan diriku...
Apa yang akan kutulis selanjutnya, ya?
kelas 6 SD 2013/'14
kelas 1 SMP 2016
kartu keanggotaan ICA

Kegiatan Pelantikan Pramuka

Kaum perempuan saat acara pelantikan pramuka kelas 7 2016
Sabtu, 27 Feb 2016

Sebenarnya aku tidak mengikuti acara pelantikan pramuka. Karena ada beberapa hal pentng yang sudah direncanakan dari awal sebelum adanya informasi pelantikan pramuka, pada waktu yang sama. Kedua acara ini memang penting. Kalau aku tidak mengikuti pelantikan pramuka tanpa adanya surat izin, maka aku diwajibkan untuk mengulanginya lagi di kelas 8. Tapi kalau aku tidak mengikuti acara yang satunya lagi, mungkin aku akan benar-benar menyesalinya karena ini berhubungan dengan kewajiban dan amanat sebagai calon cattery.

Maksudku, pramuka memang penting untuk menambah nilai ekstrakulikuler di sekolah. Tapi tugas untuk mendokumentarikan, memotret, dan menjadi asisten juri luar negeri dalam acara Cat Show juga menjadi impianku sejak aku tau kalau aku bisa menjadi seorang cattery sekaligus berlatih menjadi steward dalam Cat Show.

Jadi, ya...
Kalian mungkin akan lebih mudah menebak mana yang kupilih.

Menurut cerita temanku (yang kesal terhadap kegiatan pelantikan tersebut) yang mengikuti acara pelantikan itu, di hari Sabtu, sebelum berangkat ke Studio Alam TVRI, Depok, ia dan yang lainnya berada di sekolah untuk mendengarkan pengumuman-pengumuman penting dan berkumpul di sekolah sebelum jam 7.00, waktu dimana tronton, alat transportasi untuk berangkat ke sana tiba.

Mereka, siswa-siswi SMP Labschool tiba di Studio Alam TVRI pukul 8.30. Perjalanan selama 1,5 jam tidak meruntuhkan semangat siswa-siswi SMP Labschool untuk memulai aktivitas pertama di sana, sebelum pelantikan.
Walaupun aku tdak percaya kalau dia juga termasuk salah satu dari orang yang semangatnya tidak runtuh setelah pejalanan yang panjang itu.

Mereka dibariskan untuk diberi pengarahan tentang kegiatan yang akan diadakan nanti. Kegiatan pertama yaitu ‘Wide Game’. Katanya, Wide Game yang akan dimainkan ini terdiri dari 4 pos. Pos pertama siswa-siswi kelas 7 harus menghafal Trisatya dan Dasa Darma. Cukup sulit menurutku. 

Pos kedua mereka harus memperagakan semaphore, bendera yang terdiri dari 2 warna, merah dan kuning, yang digunakan untuk membuat simbol-simbol dan jika dirangkai akan membuat kata-kata. Aku bahkan sudah lupa sandi-sandi yang dipelajari untuk lambang semaphore. 

Di pos yang ke-3 mereka harus membuat tandu. Antara pos 3 dan pos 4 ini, menurutku cukup berhubungan. Karena di pos 4 mereka harus menggunakan tandu yang telah mereka buat untuk mengangkat orang. Kukira orangnya itu tidak lain dan tidak bukan adalah anggota regu masing-masing. Dengan membayangkan cerita temanku itu saja sudah membuatku pusing. Mungkin aku akan langsung capek bahkan sebelum membuat tandu itu.

Game yang para siswa mainkan itu cukup membuat rasa lelah mereka kembali menerkam tubuh. Ya, tentu saja. Game itu memang cukup menguras tenaga. Keringat menghujani hampir seluruh tubuh mereka. Rasa letih tak dapat tertahan. Tapi mereka harus mendapat izin untuk beristirahat sebelum bersantai-santai. 
Setelah diberikan pengarahan untuk beristirahat, mereka langsung berhamburan.

Rasa senang yang melebihi keletihan itu terlihat jelas di wajah mereka. Karena istirahat yang diberikan cukup lama, mereka benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersantai seperti, makan makanan ringan, mengerjakan sholat zuhur, dan makan siang. Aku yakin bagian inilah yang paling dinantikan temanku yang satu itu.

Setelah puas beristirahat, bermain, dan menghikangkan penat, siswa-siswi kelas 7 diperintahkan untuk berbaris ke barisannya masing-masing untuk melaksanakan latihan APEL. Inilah puncak acaranya. Mereka harus berlatih dulu sebelum melaksanakan APEL yang sesungguhnya. Cukup lama mereka berlatih, hingga APEL yang sesungguhnya dimulai.
Pelaksanaan APEL itu dilaksanakan dengan jerih payah siswa-siswi SMP kelas 7 agar tidak terjadi lagi kesalahan yang sama. Mereka beruasaha untuk mempercepat waktu, dan membuat pelaksanaan APEL berlangsung lancar.

Selesai melaksanakan APEL, mereka dilantik. Pemberian gugus depan pada setiap siswa-siswi SMP Labschool sebentar lagi ada di depan mata. Saat-saat yang menegangkan, masa-masa pemberian gugus depanpun selesai. Mereka dinyatakan telah selesai dilantik. Rasa hormat kepada pembina pramuka SMP kelas 7 nampak jelas dari cara mereka memandang lambang gugus depan (GuDep). Ya, tapi apa gunanya jika aku hanya mendengarkan ceritanya, tanpa menyaksikan langsung ekspresi wajah mereka. Mereka mungkin saja hanya senang karena akan segera pulang (?).

Setelah itu, mereka berjalan ke tronton masing-masing dan bersiap untuk pulang. Temanku langsung puas setelah menyelesaikan ceritanya. Bagaimana tidak? Pulang adalah bagian acara dari pelantikan pramuka yang paling ditunggunya.

Kaum laki-laki saat acara pelantikan pramuka kelas 7 2016